Welcome To My Blog Dwi Febrianti

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT akhirnya Blog saya jadi juga.....
Ada yang pernah berkata sama saya, ketika kita melakukan atau mengerjakan sebuah pekerjaan atau tugas tidak boleh mengeluh dan merasa pekerjaan atau tugas itu sulit dikerjakan tetapi kita harus meyakinkan diri kita pasti Bisa mengerjakan pekerjaan atau tugas yang diberikan pada kita.
ketika kita berpikir seperti itu, maka pekerjaan atau tugas yang sebenarnya sulit akan dengan mudah kita kerjakan dan dengan cepat terselesaikan.

Aku percaya dengan kalimat itu, karena tadinya mau membuat blog ini saya merasa kesulitan karena baru pertama kalinya membuat Blog, tetapi dengan semangat dan yakin pada diri sendiri bahwa SAYA PASTI BISA, alhamdulillah saya bisa juga buat blog sendiri.
Bangganya Diriku, hehehe....^-^

Sabtu, 08 Mei 2010

Tugas Creative Writing, CERPEN

Penyusun :

1. Dwi Febrianti B 501 08 039
2. Dewi Aticha octavianthi B 501 08 107
3. Asrifah B 501 08 017
4. Moh. Tasrif B 501 07
5. Mardan itoyo B 501 08


“Kesuksesan anaknya tak membuat kepribadiannya berubah”

Seorang perempuan yang telah lanjut usia begitu menikmati hidupnya. Dia telah sukses membimbing anak-anaknya. Kini anak-anaknya telah menjadi orang yang sukses. Salah satu anaknya pernah menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Propinsi, ada juga yang menjadi Sekretaris Bappeda, dan ada juga yang menjadi Ketua Granat Propinsi. Tapi itu semua tidak membuatnya bangga. Dia tidak pernah ingin memperlihatkan dirinya adalah orang kaya. Dalam berpenampilan pun dia sangat sederhana, dia tidak pernah memakai Perhiasan yang mewah bahkan ketika ke pasarpun dia hanya mengenakan Daster yang mungkin menurut orang itu tak layak untuk dipakai. Terkadang anak-anaknya menegurnya “Ma, janganlah berpakaian seperti itu, Apa kata orang nanti, Anak-anaknya sukses tapi tak sukses menjaga orang tuanya sendiri”, Dia tak pernah mendengarnya karena dia ingin menjadi dirinya sendiri. Ketika ke pasar, dia juga tidak pernah menggunakan fasilitas yang mewah padahal sebenarnya dia punya fasilitas itu seperti mobil lengkap dengan supirnya. Dia lebih memilih naik becak dari pada harus naik kendaraan yang mewah. Sampai setiap pagi beberapa Tukang Becang mangkir didepan rumah dia, menunggu dia untuk berkeliling dipasar menggunakan becak. Setiap kali naik becak biasanya dia membayar seratus ribu bahkan lebih jika yang membawanya itu baik kadang juga dia mengajak makan bersamanya. Di pasar, dia terkenal bukan karena anaknya tetapi karena kebaikan hatinya. Setiap membeli, dia selalu memberikan uang lebih kepada penjual.

Makanan favoritnya adalah Nasi Goreng Darisa. Saat itu, dia ingin makan nasi goreng. Dia adalah orang yang tidak mau menyusahkan orang lain kendatipun dia pergi membelinya dengan naik becak. Karena jauhnya perjalanan yang dia tempuh untuk dapat sampai di Darisa akhirnya sampai dirumah dia kelelahan dan drop. Saat itu, dia tidak lagi bisa melakukan kegiatannya sehari-hari ke pasar. Dia hanya terbaring lemah ditempat tidur dan tidak ada nafsu makan sampai akhirnya semua anaknya ingin membawanya ke Rumah Sakit tetapi dia bersi keras tidak mau dirawat di Rumah sakit, dia lebih memilih dirawat dirumahnya sendiri sehingga anaknya memanggil dokter pribadi untuk dapat melihat kondisinya.

Setiap hari dokter selalu datang mengontrol kondisinya. Karena sariawan dimulutnya semakin membesar hingga dia tak mampu untuk makan, dokter pun memberikan vitamin melalui infuse. Hari demi hari tidak ada perubahan yang signifikan,Semakin hari kondisinya semakin lemah. Walaupun kondisinya sudah sangat lemah, dia memaksakan diri untuk keluar rumah sekedar jalan-jalan dan minum es kelapa muda di jalur dua. Sampai di tempat es kelapa muda, dia teringat anak-anaknya sehingga ia tidak ingin lagi minum es kelapa muda. Dia hanya ingin mengunjungi rumah anak-anaknya. Satu persatu ia datangi, anak-anaknya sempat terkejut dengan kedatangannya karena selama dia sakit dia tidak pernah keluar rumah. Anak-anaknya sudah mempunyai firasat yang tidak baik tentang dia. Tetapi itu semua disembunyikan dengan senyum manis anak-anaknya menyambut kedatangannya.

Dia pun pulang dengan hati yang legah karena telah bertemu dengan anak-anaknya. Sampai seketika saat itu, dia sudah tidak sadarkan diri. Dia mencari semua anak-anaknya, menantunya dan semua cucu-cucunya. Semuanya telah terkumpul. Air matapun pun mengalir melihat kondisinya seperti itu. Karena kondisinya semakin buruk, semuanya pun berzikir dan membaca ayat-ayat suci alquran untuk mengantarnya sampai dinafas terakhir. Ajalpun telah menjemputnya, ia pun telah tiada. Air matapun mengalir deras karena tidak menyangka hal ini akan terjadi tetapi semuanya pasrah dan ikhlas.

Hingga saat almarhuma dikebumikan, begitu banyak orang-orang yang datang melayat kerumah duka termasuk tukang becak yang sering mengantarnya ke pasar. Semuanya menangis dengan kepergiannya. Tapi ada satu hal yang dapat kita pelajari dari sini, bahwa Kebenaran, Kesuksesan dan kebahagiaan bukanlah kenyataan, akan menjadi nyata jika kita telah tiada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar