Welcome To My Blog Dwi Febrianti

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT akhirnya Blog saya jadi juga.....
Ada yang pernah berkata sama saya, ketika kita melakukan atau mengerjakan sebuah pekerjaan atau tugas tidak boleh mengeluh dan merasa pekerjaan atau tugas itu sulit dikerjakan tetapi kita harus meyakinkan diri kita pasti Bisa mengerjakan pekerjaan atau tugas yang diberikan pada kita.
ketika kita berpikir seperti itu, maka pekerjaan atau tugas yang sebenarnya sulit akan dengan mudah kita kerjakan dan dengan cepat terselesaikan.

Aku percaya dengan kalimat itu, karena tadinya mau membuat blog ini saya merasa kesulitan karena baru pertama kalinya membuat Blog, tetapi dengan semangat dan yakin pada diri sendiri bahwa SAYA PASTI BISA, alhamdulillah saya bisa juga buat blog sendiri.
Bangganya Diriku, hehehe....^-^

Minggu, 16 Mei 2010

Tugas Komunikasi Lintas Budaya (Mencari Artikel dan dibuat resume)

Menyimak Pergeseran Budaya dikalangan Remaja dan Perilaku Hedonisme dikalangan Remaja

Kalau Anda berkenan untuk sejenak berhenti dari kesibukan membuat tugas kuliah atau diskusi tentang mata kuliah, baik kalau kita menjadi lebih kritis untuk mengamati kecenderungan perilaku kaum muda remaja dewasa ini yang tentunya menarik untuk dipikirkan bersama.

Semakin pesatnya tren kapitalisme dan konglomerasi elite tertentu maka pertumbuhan kwantitatif tempat-tempat hiburan dan pusat-pusat perbelanjaan semakin berkembang bak jamur dimusim hujan. Fenomena tersebut secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi budaya dan pola hidup kaum muda remaja sekarang. Pergeseran budaya mulai menjangkiti kaum muda remaja tanpa kompromi dan eksodus besar-besaran tentang paradigma berpikir kaum muda remaja, dari budaya timur menuju budaya barat. Anda dapat melihat kaum muda remaja hedonis bersliweran dengan berbagai mode rambut dengan busana thank top atau junkies, dan alat-alat digital lainnya. Iklim masyarakat sekarang jauh berbeda dengan masyarakat tempo dulu. Namun, bila gejala ini kita telaah lebih lanjut bahwa kaum muda remaja telah jatuh kedalam euforia budaya pop. Selanjutnya kaum muda remaja yang seharusnya menjadi homo significans malahan jatuh kedalam pendangkalan nilai hidup.

Tulisan ini hanya mengajak para pembaca untuk merenungi dampak globalisasi tanpa harus terjerat ke dalam arus pendangkalan hidup post-modernisasi dan bagaimana hal tersebut tidak menggerogoti nilai-nilai positif yang menjadi warisan budaya kita.

Euforia Budaya Pop Remaja : Buah Globalisasi

Manusia harus berubah. Itulah hal yang mendasar yang perlu dipikirkan secara bersama. Memang benar bahwasannya manusia dengan segala budaya dan akal budinya harus dikembangkan seoptimal mungkin, karena akan semakin mengkokohkan kedudukannya dimuka bumi sebagai God Creature yang sempurna dibandingkan dengan ciptaan lainnya.

Kali ini, manusia beralih menuju rentang waktu yang kontradiksional dengan fase-fase sebelumnya, yaitu fase globalisasi. Di satu sisi manusia memang dituntut untuk berkembang menuju kearah yang lebih modern, baik aspek teknologi, hukum, sosial/kesejahteraan sosial, politik, demokrasi, dan semua sistem lainnya harus disempurnakan. Teknologi bidang informatika, kedokteran, bioteknologi, dan transportasi mengalami perkembangan yang begitu dahsyat mengatasi batas-batas ruang dan waktu. Namun, tidak boleh dilupakan bahwa hasil perkembangan manusia bersifat relatif dan ambivalen. Pengaruh negatif dari globalisasi adalah euforia budaya pop, perdagangan bebas, marginalisasi kaum lemah, dan timbulnya gap relation antaara si kaya dan si miskin. Hasil tersebut telah membentuk suatu budaya baru bagi masyarakat, khususnya kaum muda remaja menjadi manusia yang terjebak dalam arus budaya pop.



Penghayatan Hidup dikalanagan Remaja yang Semakin Mendangkal

Ilustrasi di awal tulisan ini hanyalah sekelumit deskrispsi yang membuktikan eksistensi kecenderungan dalam diri manusia modern. Masih banyak contoh-contoh lain sebagai hasil dari globalisasi. kaum muda remaja dewasa ini lebih suka membaca komik atau main game daripada harus membaca buku-buku bermutu. Bacaan dengan analisis mendalam dan novel-novel bermutu hanya menjadi bagian kecil dari skala prioritas mereka, bahan-bahan bacaan seperti itu hanya tersentuh jika terpaksa atau karena tuntutan akademis.

Anda dapat mengelak bahwa gejala-gejala ini merupakan bentuk adaptif dari kemajuan zaman. Tapi, itu adalah rasionalisasi. Sebenarnya, kecenderungan manusia sekarang bukan hanya sekedar masalah mengikuti perkembangan zaman melainkan hal ini adalah masalah gengsi dan penghayatan hidup.

Bukti yang paling mengena adalah televisi, berbagai acara televisi semakin hari semakin jauh dari idealisme jurnalistik, bahkan semakin melegalkan budaya kekerasan, instanisasi, dan bentuk-bentuk kriminalitas. Sebagian tayangan-tayangan tersebut hanya semakin mendangkalkan sifat afektif manusia. Tayangan mengenai bencana alam, kemiskinan, perang, kelaparan, penemuan teknologi, pembelajaran budaya, dan lain sebagainya telah membuat sisi afeksi manusia tidak peka terhadap hal tersebut. Tidak ada proses batin dan intelektual lebih lanjut. Penghayatan nilai-nilai luhur semakin tereduksi.

Eksistensi kaum muda remaja hanya ditempatkan pada pengakuan-pengakuan sementara, misalnya seorang remaja dianggap eksistensinya ada jika remaja tersebut masuk menjadi anggota geng motor, menggunakan baju-baju bermerk, menggunakan blueberry, dugem, clubbing, melakukan freesex, ngedrugs, dan lain sebagainya. Eksistensi kaum muda remaja hanya dihargai sebatas kepemilikan dan status semata. Jika pendangkalan ini terus dipelihara dan dibudidayakan dikalangan remaja kita, makna dan penghargaan terhadap insan manusia semakin jauh. Hasilnya adalah menghilangnya penghargaan terhadap manusia lainnya, misalnya: perang, pemerkosaan, komersialisasi organ tubuh, trafficking, tawuran, dll. Contoh-contoh ini menjadi indikasi kehancuran sebuah kebudayaan yang dimulai dari pergeseran nilai-nilai budaya di kalangan kaum muda remaja kita. Dampak yang sangat menyedihkan dan mengkhawatirkan.

Solusi : Internalisasi

Seperti diungkapkan sebelumnya bahwa manusia sebagai homo significans, pada hakikatnya menjadikan manusia sebagai manusia pemberi makna. Jurus paling ampuh untuk mengatasi pendangkalan hidup post-modernisasi adalah pengendapan atau internalisasi. Internalisasi merupakan proses memaknai kembali makna-makna hidup. Makna hidup yang tadinya dihargai secara dangkal, kali ini digali dan diselami.

Ada dua metode internalisasi yang ditawarkan, yaitu budaya refleksi dan keheningan. Keduanya saling komplementer dan tidak dapat dipisahkan jika hendak melawan arus budaya pop. Refleksi membutuhkan suasana hening. Keheningan jiwa dapat tercapai saat berefleksi. Secara etimologis, refleksi berasal dari verbum compositum bahasa Latin re-flectere, artinya antara lain, memutar balik, memalingkan, mengembalikan, memantulkan, dan memikirkan. Kiranya, dua arti terakhir yang cocok untuk mendefinisikan refleksi dalam kerangka permenungan ini. Refleksi adalah usaha untuk melihat kembali sesuatu secara mendalam dengan menggunakan pikiran dan afeksi hingga dapat menemukan nilai yang mulia yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bekal hidup. Euforia budaya pop di masa globalisasi menawarkan begitu banyak hal yang hanya berakhir menjadi kesan-kesan tanpa satupun yang dapat dialami. Dengan budaya refleksi, kesan-kesan tersebut dapat diendapkan. Secara satu persatu pengalaman negatif maupun positif dapat dianalisis, dipertimbangkan, disimpulkan, dan akhirnya diendapkan dalam nurani. Proses inilah yang membuat kaum muda remaja dapat menyadari baik dan buruknya suatu sikap. Dalam proses ini juga kaum muda remaja diajak untuk menindaklanjuti berbagai pengalaman yang didapat, sehingga muncul nilai-nilai dari setiap kejadian yang dialami, dan tentunya nilai tersebut dapat menjadi bekal hidup selanjutnya.

Peran refleksi dalam kerangka ini juga sebagai nabi, untuk mengingatkan segala larangan ataupun perintah Tuhan yang diajarkan. Refleksi berperan menjadi fungsi kritis dalam diri kaum muda remaja. Saat ia mengalami pendangkalan nilai-nilai hidup dalam bentuk pragmatisme, konformitas buta dan sebagainya. Refleksi menunjukkan kesalahannya, dan mengarahkan kepada yang benar.

Oleh karena itu kita sebagai kaum muda remaja harus mampu merubah diri kita menjadi manusia yang bermakna bagi orang lain melalui sikap dan perilaku sehari-hari. Usaha ini hanya bisa tercapai melalui usaha pribadi bukan orang lain, ada pepatah mengatakan jangan mengubah orang lain sebelum bisa mengubah diri sendiri. Selamat berefleksi wahai para remaja ... !


Resume :

Nilai budaya sebagai salah satu wujud kebudayaan terus mengalami pergeseran. Nilai budaya merupakan pengarah tindakan manusia dalam menjalani aktifitas hidupnya. Pergeseran nilai budaya di Indonesia dapat di lihat dari beberapa fenomena yang muncul dalam kehidupan masyarakat. Dalam Artikel diatas dikajifenomena-fenomena yang menyangkut feodalisme-egalitarianisme, Spiritual-material, tradisi modern, Globalisasi dan transformasi nilai-nilai.

Disinyalir Hedonisme telah erat merekat dalam hidup kita.Kelekatan itu berupa seringnya kita terjebak dalam pola hidup Hedonis.Pola hidup seperti ini mudah kita jumpai dalam kehidupan kita sehari-hari.Dimana orientasi hidup selalu diarahkan pada kenikmatan, kesenangan atau menghindari perasaan-perasaan tidak enak.

Manusiawi memang tatkala manusia hidup untuk mencari kesenangan, karena sifat dasar manusia adalah ingin selalu bermain (homo ludens-makhluk bermain) dan bermain adalah hal hakiki yang senantiasa dilakukan untuk memperoleh kesenangan. Akan tetapi bukan berarti kita bisa dengan bebas dan brutal mendapatkan kesenangan, hingga menghalalkan berbagai cara demi memperoleh kesenangan.Sikap menghalalkan segala cara untuk memperoleh kesenangan telah banyak menghinggapi pola hidup para remaja saat ini.Sebagai contohnya,remaja yang suka ML ( making love-bercinta ) atas dasar senang-senang saja. Ternyata luar biasa infiltrasi budaya liberal sehingga berhasil mencengkram norma-norma kesusilaan manusia. Tidak salah lagi ini suatu propaganda yang sukses mengakar dalam jiwa-jiwa pemuja hedonisme. Namun ironisnya, mereka para pemuja kesenangan dunia semata, tak menyadari bahwa hal yang dilakukannya adalah perilaku hedon.

Dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup berasal dari dalam (internal) dan dari luar (eksternal). Faktor internal meliputi sikap, pengalaman dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif , dan persepsi. Adapun faktor eksternal meliputi kelompok referensi, keluarga, kelas sosial, dan kebudayaan.

Remaja : Jangan memaksakan diri

Tidak ada salahnya memang untuk tampil menarik seperti yang banyak diiklankan di media, dengan sebagian produk yang ditawarkan untuk membantu mewujudkan impian itu. Juga merupakan sesuatu yang wajar untuk pergi berbelanja membeli barang-barang kesukaan. Namun, yang mesti kita ingat, jangan memaksakan diri. Kalau kita ikuti perkembangan mode pakaian, misalnya, kalau tidak pantas, ya tidak usah dibeli, sebaiknya kita sesuaikan dengan diri kita. Singkatnya sih tidak harus mengikuti tren yang ada, tetapi yang penting nyaman di tubuh kita. Pokoknya yang penting kita percaya diri, nyaman dengan diri sendiri, menerima apa adanya, love yourself. Bahkan, akan lebih oke lagi kalau kita bisa menunjukkan kelebihan-kelebihan kita yang lain.



Euforia budaya pop di masa globalisasi menawarkan begitu banyak hal yang hanya berakhir menjadi kesan-kesan tanpa satupun yang dapat dialami. Dengan budaya refleksi, kesan-kesan tersebut dapat diendapkan. Secara satu persatu pengalaman negatif maupun positif dapat dianalisis, dipertimbangkan, disimpulkan, dan akhirnya diendapkan dalam nurani. Proses inilah yang membuat kaum muda remaja dapat menyadari baik dan buruknya suatu sikap. Dalam proses ini juga kaum muda remaja diajak untuk menindaklanjuti berbagai pengalaman yang didapat, sehingga muncul nilai-nilai dari setiap kejadian yang dialami, dan tentunya nilai tersebut dapat menjadi bekal hidup selanjutnya.


Oleh karena itu kita sebagai kaum muda remaja harus mampu merubah diri kita menjadi manusia yang bermakna bagi orang lain melalui sikap dan perilaku sehari-hari. Usaha ini hanya bisa tercapai melalui usaha pribadi bukan orang lain, ada pepatah mengatakan jangan mengubah orang lain sebelum bisa mengubah diri sendiri. Selamat berefleksi wahai para remaja ... !

Sabtu, 08 Mei 2010

Tugas Creative Writing, CERPEN

Penyusun :

1. Dwi Febrianti B 501 08 039
2. Dewi Aticha octavianthi B 501 08 107
3. Asrifah B 501 08 017
4. Moh. Tasrif B 501 07
5. Mardan itoyo B 501 08


“Kesuksesan anaknya tak membuat kepribadiannya berubah”

Seorang perempuan yang telah lanjut usia begitu menikmati hidupnya. Dia telah sukses membimbing anak-anaknya. Kini anak-anaknya telah menjadi orang yang sukses. Salah satu anaknya pernah menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Propinsi, ada juga yang menjadi Sekretaris Bappeda, dan ada juga yang menjadi Ketua Granat Propinsi. Tapi itu semua tidak membuatnya bangga. Dia tidak pernah ingin memperlihatkan dirinya adalah orang kaya. Dalam berpenampilan pun dia sangat sederhana, dia tidak pernah memakai Perhiasan yang mewah bahkan ketika ke pasarpun dia hanya mengenakan Daster yang mungkin menurut orang itu tak layak untuk dipakai. Terkadang anak-anaknya menegurnya “Ma, janganlah berpakaian seperti itu, Apa kata orang nanti, Anak-anaknya sukses tapi tak sukses menjaga orang tuanya sendiri”, Dia tak pernah mendengarnya karena dia ingin menjadi dirinya sendiri. Ketika ke pasar, dia juga tidak pernah menggunakan fasilitas yang mewah padahal sebenarnya dia punya fasilitas itu seperti mobil lengkap dengan supirnya. Dia lebih memilih naik becak dari pada harus naik kendaraan yang mewah. Sampai setiap pagi beberapa Tukang Becang mangkir didepan rumah dia, menunggu dia untuk berkeliling dipasar menggunakan becak. Setiap kali naik becak biasanya dia membayar seratus ribu bahkan lebih jika yang membawanya itu baik kadang juga dia mengajak makan bersamanya. Di pasar, dia terkenal bukan karena anaknya tetapi karena kebaikan hatinya. Setiap membeli, dia selalu memberikan uang lebih kepada penjual.

Makanan favoritnya adalah Nasi Goreng Darisa. Saat itu, dia ingin makan nasi goreng. Dia adalah orang yang tidak mau menyusahkan orang lain kendatipun dia pergi membelinya dengan naik becak. Karena jauhnya perjalanan yang dia tempuh untuk dapat sampai di Darisa akhirnya sampai dirumah dia kelelahan dan drop. Saat itu, dia tidak lagi bisa melakukan kegiatannya sehari-hari ke pasar. Dia hanya terbaring lemah ditempat tidur dan tidak ada nafsu makan sampai akhirnya semua anaknya ingin membawanya ke Rumah Sakit tetapi dia bersi keras tidak mau dirawat di Rumah sakit, dia lebih memilih dirawat dirumahnya sendiri sehingga anaknya memanggil dokter pribadi untuk dapat melihat kondisinya.

Setiap hari dokter selalu datang mengontrol kondisinya. Karena sariawan dimulutnya semakin membesar hingga dia tak mampu untuk makan, dokter pun memberikan vitamin melalui infuse. Hari demi hari tidak ada perubahan yang signifikan,Semakin hari kondisinya semakin lemah. Walaupun kondisinya sudah sangat lemah, dia memaksakan diri untuk keluar rumah sekedar jalan-jalan dan minum es kelapa muda di jalur dua. Sampai di tempat es kelapa muda, dia teringat anak-anaknya sehingga ia tidak ingin lagi minum es kelapa muda. Dia hanya ingin mengunjungi rumah anak-anaknya. Satu persatu ia datangi, anak-anaknya sempat terkejut dengan kedatangannya karena selama dia sakit dia tidak pernah keluar rumah. Anak-anaknya sudah mempunyai firasat yang tidak baik tentang dia. Tetapi itu semua disembunyikan dengan senyum manis anak-anaknya menyambut kedatangannya.

Dia pun pulang dengan hati yang legah karena telah bertemu dengan anak-anaknya. Sampai seketika saat itu, dia sudah tidak sadarkan diri. Dia mencari semua anak-anaknya, menantunya dan semua cucu-cucunya. Semuanya telah terkumpul. Air matapun pun mengalir melihat kondisinya seperti itu. Karena kondisinya semakin buruk, semuanya pun berzikir dan membaca ayat-ayat suci alquran untuk mengantarnya sampai dinafas terakhir. Ajalpun telah menjemputnya, ia pun telah tiada. Air matapun mengalir deras karena tidak menyangka hal ini akan terjadi tetapi semuanya pasrah dan ikhlas.

Hingga saat almarhuma dikebumikan, begitu banyak orang-orang yang datang melayat kerumah duka termasuk tukang becak yang sering mengantarnya ke pasar. Semuanya menangis dengan kepergiannya. Tapi ada satu hal yang dapat kita pelajari dari sini, bahwa Kebenaran, Kesuksesan dan kebahagiaan bukanlah kenyataan, akan menjadi nyata jika kita telah tiada.

Tugas Mid Filsafat Komunikasi

* Fenomena yang menarik perhatian saya adalah mengenai Sri Mulyani Indrawati yang menjadi petinggi Bank Dunia yang merupakan salah satu dari tiga direktur pelaksana.

*Berita ini menarik karena di Indonesia Dia tertuduh menyalahgunakan kekuasaan terkait dengan bail out PT bank century Tbk senilai Rp 6,7 triliun pada 2008. Di sisi lain, Bank Dunia malah memuji Sri Mulyani mampu memimpin kebijakan ekonomi Indonesia. Dan sekali lagi Indonesia harus kehilangan Orang yang berprestasi .

BERITA

Sri Mulyani: Itu Kehormatan Bagi Indonesia
Sri Mulyani dan Wakil Presiden Boediono disalahkan DPR dalam kasus bailout Century.
Rabu, 5 Mei 2010, 10:17 WIB

VIVAnews - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dipilih menjadi penasehat top bagi Presiden Bank Dunia, Robert Zoellick. Sri Mulyani mulai 1 Juni merupakan salah satu dari tiga direktur pelaksana, jabatan tertinggi di bawah Zoellick.
Lantas, bagaimana tanggapan Sri Mulyani?
Dia menjawab, "Ini adalah kehormatan besar bagi saya dan juga untuk negara saya karena mendapat kesempatan untuk berkontribusi pada misi yang sangat penting bank dalam mengubah dunia," kata Sri Mulyani dalam pernyataannya seperti dikutip Blomberg, 4 Mei 2010.

Sri Mulyani dan Wakil Presiden Boediono, mantan Gubernur BI menjadi target kampanye oposisi menuduh mereka menyalahgunakan kekuasaan terkait dengan bail out PT bank century Tbk senilai Rp 6,7 triliun pada 2008.
Sebaliknya, Bank Dunia malah memuji Sri Mulyani mampu memimpin kebijakan ekonomi Indonesia. "Ia berhasil menavigasi ekonomi RI di tengah-tengah krisis ekonomi global, menerapkan reformasi kunci, serta mendapatkan rasa hormat dari rekan-rekannya di seluruh dunia," kata Bank Dunia dalam pernyataannya, yang dirilis 4 Mei 2010. (art)

Ulasan tentang 7 Pertanyaan Filsafat
1.Fakta yang dimaksud adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dipilih menjadi penasehat top bagi Presiden Bank Dunia, Robert Zoellick.

2.Fakta yang terjadi, Terpilihnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjadi salah satu dari tiga direktur pelaksana jabatan tertinggi di bawah Zoellick karena mampu memimpin kebijakan ekonomi Indonesia.

3.Fakta ini disusun mulai dari terpilihnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjadi salah satu dari tiga direktur pelaksana jabatan tertinggi di bawah Zoellick, karena mampu memimpin kebijakan ekonomi di Indonesia sementara di Indonesia Sri Mulyani Indrawati dituduh menyalahgunakan kekuasaan terkait dengan bail out PT bank century Tbk senilai Rp 6,7 triliun pada 2008.

4.Perlu disampaikan karena Sri mulyani termasuk orang yang berprestasi di Indonesia.

5.Fakta ini disampaikan karena terbukti Bank Dunia memuji Sri Mulyani mampu memimpin kebijakan ekonomi Indonesia. "Ia berhasil menavigasi ekonomi RI di tengah-tengah krisis ekonomi global, menerapkan reformasi kunci, serta mendapatkan rasa hormat dari rekan-rekannya di seluruh dunia," kata Bank Dunia dalam pernyataannya, yang dirilis 4 Mei 2010.

6.Fakta yang disampaikan benar-benar fakta karena mulai 1 Juni Sri Mulyani merupakan salah satu dari tiga direktur pelaksana, jabatan tertinggi di bawah Zoellick.

7.penyampaiannya sudah memenuhi kaidah-kaidah komunikasi karena semua berita yang disampaikan adalah fakta bukan opini semata dari penulis


“CAUSA”

1.Causa Materialis, Mentri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Presiden Bank Dunia, Robert Zoellick,

2.Causa Formalis, Sri Mulyani dan Wakil Presiden Boediono, mantan Gubernur BI menjadi target kampanye oposisi menuduh mereka menyalahgunakan kekuasaan terkait dengan bail out PT bank century Tbk senilai Rp 6,7 triliun pada 2008.

Sebaliknya, Bank Dunia malah memuji Sri Mulyani mampu memimpin kebijakan ekonomi Indonesia. "Ia berhasil menavigasi ekonomi RI di tengah-tengah krisis ekonomi global, menerapkan reformasi kunci, serta mendapatkan rasa hormat dari rekan-rekannya di seluruh dunia," kata Bank Dunia dalam pernyataannya, yang dirilis 4 Mei 2010. (art).

3.Causa Efficent, Terpilihnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjadi salah satu dari tiga direktur pelaksana jabatan tertinggi di bawah Zoellick.

4.Causa Finalis, untuk berkontribusi pada misi yang sangat penting bank dalam mengubah dunia.